Tugas fisika dasar
NAMA : INDAR DEWI
NIM
: 14-6040312-013
JURUSAN : MATEMATIKA
STKIP
YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
TAHUN
AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “ gelombang bunyi dalam megukur kedalaman laut”.
Adapun
penulisan makalah ini bertujuan untuk Untuk mengetahui perkembanagan
dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari – hari dan dalam bidang
teknologi modern, yang lebih khusus lagi dalam mengukur kedalaman laut.. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah
ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata, namun karena adanya
dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait, baik moril maupun materil.
Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih, kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman yang
sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak demi peningkatan mutu selanjutnya.
Maros,
10 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pegantar
.....................................................................................................
ii
Daftar isi .....................................................................................................
iii
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang ..............................................................................................
1
1.2 rumusan masalah .........................................................................................
3
1.3 tujuan dan manfaat ......................................................................................
3
Bab 2 pembahasan
2.1 gelombang dan bunyi ..................................................................................
4
2.2 gelombang bunyi .........................................................................................
9
2.3 sifat dasar gelombang bunyi .......................................................................
10
2.4 pembiasan gelombang bunyi ......................................................................
13
2.5 manfaat gelombang bunyi ..........................................................................
14
2.6 gelombang buyi dalam mengukur kedalaman laut .....................................
18
Bab 3 penutup
3.1 kesimpulan ..................................................................................................
31
3.2 saran ............................................................................................................
32
Daftar pustaka ...................................................................................................
33
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam
perkembangan dunia pengetahuan sekarang ini, gelombang bunyi dapat dimanfaatkan
dalam berbagai keperluan penelitian. Di bidang kelautan misalnya untuk mengukur
kedalaman laut, di bidang industri misalnya untuk mengetahui cacat yang terjadi
pada benda-benda hasil produksinya, di bidang pertanian untuk meningkatkan
kualitas hasil pertanian, dan di bidang kedokteran dapat digunakan untuk terapi
adanya penyakit dalam organ tubuh.
Untuk
keperluan tersebut digunakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip
pemantulan gelombang bunyi yang disebut SONAR (Sound Navigation Ranging).
Prinsip
kerja SONAR berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik. Alat ini
diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan dari Prancis
pada tahun 1914. Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang dapat
mengirim pancaran kuat gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui
air.
Pada
dasarnya SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik
yang disebut transmiter (emiter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya
gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (reciver). Gelombang
ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan ke sasaran,
kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima
(reciver).
Dengan
mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan sampai gelombang
diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk mengukur
kedalaman laut, SONAR diletakkan di bawah kapal. Dengan pancaran
ultrasonik diarahkan lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat dihitung dari
panjang waktu antara pancaran yang turun dan naik setelah digemakan.
Banyak
sekali teknologi yang memanfaatkan gelombang bunyi dan gelombang cahaya.
Sebagai contoh : teknologi sederhana yang dilakukan oleh nelayan tradisional di
perairan laut jawa, yang biasa mereka sebut dengan telpon ikan. Yaitu
mendeteksi keberadaan ikan dengan mendengarkan suara-suara melalui dayung
mereka. Tetapi karena gelombang bunyi audible ( 20 Hz-20.000 Hz ) ini luas
sekali jelajahnya, dan banyak sumber-sumber gangguannya, maka orang lebih
cenderung menggunakan gelombang bunyi ultra ( ultrasonic ) dengan frekuensi
> 20.000 Hz. Ultasonic banyak sekali digunakan a.l. untuk pengukuran
kedalaman laut. Yakni dengan mengirimkan gelombang ke arah dasar laut, dan
mengukur waktu kembalinya pantulannya. Dengan demikian bisa diperoleh jarak
tempuh gelombang ( 2 x kedalaman laut ).
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas penulis menyimpulkan rumusan-rumusan masalah yaitu :
1.2.1
Apa itu gelombang, dan bunyi ?
1.2.2
Pengertian gelombang bunyi ?
1.2.3
Bagaiamana sifat dasar gelombang bunyi ?
1.2.4
Bagaimana pembiasan gelombang bunyi ?
1.2.5
Bagaimana manfaat gelombang bunyi dalam kehidupan ?
1.2.6
Bagaiamana pemanfaatan gelombang bunyi dalam mengukur kedalaman laut ?
1.3
TUJUAN dan MANFAAT
Untuk
mengetahui perkembanagan dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari
– hari dan dalam bidang teknologi modern, yang lebih khusus lagi dalam mengukur
kedalaman laut.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
adalah untuk memperkaya wawasan pembaca tentang gelombang bunyi dan mengajak
para pembaca untuk memahami dan ikut mencoba memecahkan
permasalahan-permasalahan yang timbul pada kaitannya dengan gelombang bunyi itu
sendiri.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
GELOMBANG dan BUNYI
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap
titik yang dilaluigelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah
fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang merambat.Terkait dengan arah
getar dan arah rambatnya,gelombang dibagi menjadi dua yaitu gelombang
transversal dan gelombang longitudinal.Gelombang transversal arah rambatnya
tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkangelombang longitudinal arah
rambatnya searah dengan arah getarannya.Gelombang longitudinal dapat
diklarifikasikan menjadi beberapa tipe gelombangyaitu gelombang kompresi,
gelombang shear/gunting, gelombang fleksural/melengkungdan torsional.
Terjadinya berbagai tipe gelombang tersebut oleh karena medium yangdilewati
bunyi beraneka ragam.
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan
yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap
titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang
pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka
gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang
air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula,
ketika Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda
berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan
seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air tersebut
berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini
berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang
memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya
berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air
laut, Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut.
Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat
ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa
gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat
pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.
Bunyi atau Suara merupakan salah satu fenomena
fisika yang selalu kita alami sehari-hari. Contoh bunyi yang sering kita
nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan inspirasi saat kita sedang belajar,
bekerja atau beraktifitas.Dalam fisika,
Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan
energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang
longitudinal ke segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas.
Sumber getar tersebut bisa saja berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan
ombak di pantai.
Kebanyakan
suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis
dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam Hertz
(Hz). Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan nada, sedangkan bunyi tunggal
yang frekuensinya tidak teratur dinamakan desis. Amplitudo gelombang menentukan kuat-lemahnya suatu bunyi
atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi
amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas landas
mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Manusia
dapat mendengar bunyi saat gelombang bunyi merambat di udara atau medium lain sampai ke
gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai
variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan ultrasonik dan di bawah 20 Hz
dinamakan infrasonic.
contoh-contoh sumber bunyi
:
1.
Idiofon, adalah alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Contoh: kolintang, drum, bongo, kabasa,
angklung.
2.
Aerofon, adalah alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga. Contoh: suling, terompet,
harmonika, trombone.
3.
Chordofon, adalah alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari dawai. Contoh: bass, gitar, biola, gitar, sitar, piano,
kecapi.
4.
Membranofon, adalah alat musik yang sumber
bunyinya dari selaput atau membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam,
rebana.
5.
Elektrofon, adalah alat musik yang sumber
bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik (elektronik). Contoh : kibor, gitar
listrik, bass elektrik.
Syarat
terdengarnya bunyi ada 3 macam:
1. Ada medium
Bunyi
dapat merambat melalui benda gas seperti udara. Bunyi Guntur dapat kita dengar
karena ada udara. Cepat rambat bunyi di udara pada suhu 200C adalah
343 m per detik.
Bunyi
dapat pula merambat melalui benda cair seperti untuk mencari harta karun atau
kapal yang tenggelam di dasar laut. Cepat rambat bunyi di air kira-kira 1.500 m
per detik.
Selain
itu, bunyi dapat merambat melalui benda padat seperti jika kita mengetuk meja
dengan pensil. Cepat rambat bunyi di baja kira-kira 6.000 m per detik.
2. Ada sumber
bunyi
Semua
getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contohnya :
bunyi gong yang dipukul dan bunyi seruling yang ditiup dan sebagainya.
3. Ada
pendengar
Pendengar
bunyi yaitu manusia dan hewan-hewan.
Sifat-sifat bunyi meliputi :
a.
Gelombang bunyimemerlukan medium dalam perambatannya .
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik,
maka dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Medium atau zat perantara ini
dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.
b.
Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan
sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan
gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang
bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang tertutup
dapat menimbulkan gaung.
c. Gelombang bunyi mengalami
pembiasan (refraksi).
Salah
satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih
keras dari pada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari
udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat
bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi
dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat
medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya
terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan
udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian
lihat pada gambar dibawah.
d.
Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena
gelombang bunyi diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter
sampai beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih
panjang akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya
saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita
belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.
e.
Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi).
Gelombang
bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan
menjadi dua yaitu interferensi konstruktif (penguata bunyi) dan interferensi
destruktif (pelemahan bunyi).
destruktif (pelemahan bunyi).
Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hamper sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian Merambat membutuhkan medium
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hamper sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian Merambat membutuhkan medium
Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain :
·
Nada adalah
bunyi yang frekuensinya teratur.
·
Desah adalah
bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
·
Timbre
adalah warna bunyi, berupa keseluruhan kesan pendengaran yang kita
peroleh dari sumber bunyi, setelah dipengaruhi resonansi dan zat pengantar.
Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda.
·
Dentum
adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak
2.2
PENGERTIAN GELOMBANG BUNYI
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul
udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-mundur. Tiap
saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara
bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya
mengapa Gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala gelombang seperti
interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan
gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair
atau gas) dan tidak dapat merambat dalam vakum.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam.
Bunyi akan merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di
udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000
km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di
udara.
Adakalanya
frekuensi yang didengar oleh pengamat mengalami perubahan sacara tiba-tiba
manakala sumber bunyi (misal klakson mobil) bergerak mendekati atau menjauhi
menurut pengamat yang diam. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan
frekuensi yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber getarnya
relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan antara pengamat
dan sumber saling mendekat, maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih
tinggi, dan bila kedudukannya saling menjauh maka pengamat mendengar frekuensi
yang lebih rendah. Dan fenomena ini berhasil dijelaskan oleh fisikawan Christian Johann Doppler (1803-1855)
pada tahun 1842.
2.3
SIFAT DASAR GELOMBANG BUNYI
Bunyi
merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan
medium pada saat merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang
longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah
rambatnya.
Untuk
melihat bagaimana bunyi dihasilkan dan mengapa bunyi termasuk gelombang longitudinal,
mari kita perhatikan getaran dari diafragma pengeras suara. Ketika diafragma
bergerak radial keluar, diafragma ini memampatkan udara yang langsung ada di
depannya, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1a. Pemampatan ini menyebabkan
tekanan udara bertambah sedikit di atas tekanan normal. Daerah yang tekanan
udaranya bertambah disebut rapatan. Rapatan ini bergerak
menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi. Rapatan ini mirip dengan
daerah rapatan pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki.
Setelah menghasilkan rapatan, diafragma membalik arah gerakannya menjadi radial
ke dalam. Gerakan diafragma ke dalam menghasilkan suatu daerah yang dikenal
sebagai renggangan. Renggangan ini menyebabkan tekanan udara sedikit lebih
kecil daripada tekanan normal. Rengangan ini mirip dengan daerah renggangan
pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki. Renggangan
merambat menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi.
Gambar
3.1 Diafragma pengeras suara bergerak : (a) radial keluar, (b) radial ke
dalam
Sifat-sifat
bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat
dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi),
dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan.
Seperti
telah disinggung di atas, bunyi memerlukan medium pada saat merambat. Medium
tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat
merambat pada ruang hampa. Jika kita bercakap-cakap, maka
bunyi yang kita dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju pendengar
melalui medium udara.
Ada
beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita. Pertama, adanya
sumber bunyi. Misalnya, ada gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang
bersuara dan ada suara kendaraan lewat. Kedua, ada mediumnya. Bunyi
dapat merambat dalam medium udara (zat gas), air (zat cair) maupun zat padat. Ketiga,
bunyi dapat didengar telinga bila memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas
pendengaran manusia adalah pada frekuensi tersebut bahkan pada saat dewasa
terjadi pengurangan interval tersebut
karena faktor kebisingan atau sakit. Berdasarkan batasan pendengaran manusia
itu gelombang dapat dibagi menjadi tiga yaitu audiosonik (20-20.000
Hz), infrasonik (di bawah 20 Hz) dan ultrasonik (di atas 20.000
Hz). Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar audio sonik.
Contohnya jangkerik dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing dapat
mendengar ultrasonik (hingga 25.000 Hz).
Sifat dasar
gelombang bunyi :
a.
Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi
apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti permukaan dinding
batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh : Suara kita yang terdengar
lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi yang mengenai dinding
gua.
b.
Dapat dibiaskan (refiaksi)
Refiaksi adalah
pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi
petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena pembiasan gelombang
bunyi.
c.
Dapat dipadukan (interferensi)
Seperti
halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua sumber bunyi
yang koheren.
Contoh : Dua pengeras suara yang
dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat pembangkit frekuensi audio)
dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang koheren.
d.
Dapat dilenturkan (difraksi)
e.
Difraksi
adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi
ketika melewati suatu celah sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena bunyi melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.
2.4
PEMBIASAAN GELOMBANG BUNYI
Jika
sumber bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar bunyi
petir. Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang
hari?
Pada
siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat
rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan
demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada
kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah, karena medium pada lapisan atas lebih
rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi
petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah akan
dibiaskan menjauhi garis normal (Gambar 3.2a).
Gambar
3.2. Pembiasan gelombang bunyi
Pada
malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah)
lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi
pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada
lapisan atas kurang rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam
hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara
bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal (Gambar
3.2b). Pembiasan bunyi petir mendekati garis normal pada malam hari inilah yang
menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat kerumah Anda, dan sebagai akibatnya
Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras.
2.5
MANFAAT GELOMBANG BUNYI
a.
Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut serta lokasi dan jarak objek
dalam air gelombang Bunyi yang digunakan adalah ultrasonik.
b.
Digunakan untuk mendeteksi janin dalam
rahim, biasanyamenggunakan
bunyi infrasonik.
c.
Digunakan mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
d.
Diciptakannya Pengeras Suara termasuk manfaat dari bunyiaudiosonik.
e. Digunakan
utuk kita mendengar suara, musik dan untukmemperlancar komunikasi.
f. Menentukan
jarak dari sesuatu tempat.
g. Pemecahan batu karang dalam usus
Manfaat gelombang bunyi
(gelombang ultrasonic)
1.
Pemanfaatan untuk Sonar (Sound Navigation Ranging)
Sonar
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan letak benda di bawah
laut dengan menggunakan metode pantulan gelombang. Pantulan gelombang oleh
suatu permukaan atau benda sehingga jenis gelombang yang lebih lemah terdeteksi
tidak lama setelah gelombang asal disebut gema. Gema merupakan bunyi yang
terdengar tidak lama setelah bunyi asli. Perlambatan antara kedua gelombang
menunjukkan jarak permukaan pemantul.
Penduga
gema (echo sounder) ialah peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman
air di bawah kapal. Kapal mengirimkan suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu
yang dibutuhkan gema untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain
kedalaman laut, metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi karang,
kapal karam, kapal selam, atau sekelompok ikan.
2. Pencitraan
Medis
Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan
teknik pulsa-gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar. Pulsa bunyi dengan
frekuensi tinggi diarahkan ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan
antara organ-organ dan struktur lainnya dan luka dalam tubuh kemudian
dideteksi. Dengan menggunakan teknik ini, tumor dan pertumbuhan abnormal
lainnya, atau gumpalan fluida dapat dilihat. Selain itu juga dapat digunakan
untuk memeriksa kerja katup jantung dan perkembangan janin dalam kandungan.
Informasi mengenai berbagai organ tubuh seperti otot, jantung, hati, dan ginjal
bisa diketahui.
Frekuensi yang digunakan pada diagnosis dengan gelombang ultrasonik
antara 1 sampai 10 MHz, laju gelombang bunyi pada jaringan tubuh manusia
sekitar 1.540 m/s, sehingga panjang gelombangnya adalah:
λ = v/f
= (1.540 m/s) / (106 s-1) = 1,5 × 10-3
= 1,5 mm.
Panjang gelombang ini merupakan batas benda yang paling kecil yang dapat
dideteksi. Makin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang yang diserap tubuh,
dan pantulan dari bagian yang lebih dalam dari tubuh akan hilang.
Pencitraan medis dengan menggunakan bunyi ultrasonik merupakan kemajuan
yang penting dalam dunia kedokteran. Metode ini dapat menggantikan prosedur
lain yang berisiko, menyakitkan, dan mahal. Cara ini dianggap tidak berbahaya.
3. Terapi
Medis menggunakan Bunyi Ultrasonik
Dalam dunia kedokteran, gelombang ultrasonik digunakan dalam diagnosa
dan pengobatan. Diagnosa dengan menggunakan gelombang ultrasonik berupa USG (ultrasonografi),
dapat digunakan untuk mengetahui janin di dalam kandungan. Pengobatan meliputi
penghancuran jaringan yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya batu ginjal
atau tumor, dengan menggunakan gelombang ultrasonik berintensitas tinggi (setinggi
107 W/m2) yang kemudian difokuskan pada jaringan yang tidak
diinginkan tersebut. Selain itu bunyi ultrasonik juga digunakan untuk terapi
fisik, yaitu dengan memberikan pemanasan lokal pada otot yang cedera.
Gambar 2. Gelombang ultrasonik dapat digunakan
untuk mengetahui perkembangan janin di dalam kandungan (USG). [1]
|
4.
Penerapan dalam Bidang Industri
Dalam dunia industri, dengan menggunakan bor-bor ultrasonik dapat dibuat
berbagai bentuk atau ukuran lubang pada gelas dan baja.
5.
Mengetahui Keadaan Bagian dalam Bumi
Pergeseran tiba-tiba segmen-segmen kerak bumi yang dibatasi zona patahan
dapat menghasilkan gelombang seismik. Ini memungkinkan para ahli geologi dan
geofisika untuk memperoleh pengetahuan tentang keadaan bagian dalam Bumi dan membantu
mencari sumber bahan bakar fosil baru. Ada empat tipe gelombang seismik, yaitu
gelombang badan P, gelombang badan S, gelombang permukaan Love, dan gelombang
permukaan Rayleigh.
Gambar 3. Grafik waktu penjalaran dapat
digunakan untuk menentukan jarak stasiun seismograf dari episenter gempa
bumi.
|
Alat yang digunakan untuk mendeteksi gelombang-gelombang ini disebut
seismograf, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya gempa bumi. Seperti
semua gelombang, laju gelombang seismik bergantung pada sifat medium,
rigiditas, ketegaran, dan kerapatan medium. Grafik waktu perjalanan dapat
digunakan untuk menentukan jarak stasiun seismograf dari episenter gempa bumi.
2.6 PEMANFAATAN GELOMBANG BUNYI DALAM MENGUKUR
KEDALAMAN LAUT
Laut
menutupi permukaan bumi kurang lebih 75 %. Batas perairan laut dengan daratan
disebut garis pantai (pertemuan permukaan laut dengan daratan). Perairan laut
di permukaan bumi tidak merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan
sebesar 60 %, sedangkan pada belahan bumi selatan yang tertutup lautan sekitar
80 %.
Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata-rata mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata-rata hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian 8.880 m.
Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata-rata mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata-rata hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian 8.880 m.
Menentukan kedalaman
laut
Penggunaan lain dari gelombang bunyi ini diantaranya adalah dapat
digunakan untuk menentukan kedalaman lautan atau sungai bahkan dapat juga
digunakan untuk menentukan lokasi dari kawanan ikan dilautan. Cara ini jelas
lebih mudah daripada kita harus menyelam ke dasar lautan untuk mengukur
kedalamannya. Cara ini dilakukan dengan memancarkan gelombang ultrasonik ke
dasar laut dan bunyi pantul diterima oleh reciever (penerima) yang terpasang di
kapal. Jika bunyi pantul memerlukan selang waktu lama untuk kembali ke kapal
maka ini menunjukkan bahwa lautnya cukup dalam. Jika bunyi pantul kembali ke
tempat semula dalam selang waktu cukup singkat maka dapat dipastikan lautan itu
adalah lautan dangkal.
Misalnya, sebuah kapal hendak mengukur kedalaman dari lautan yang
diarunginya. Gelombang bunyi dpancarkan dari kapal tersebut, dan diterima
kembali dalam waktu 2 detik. Seperti yang telah diketahui bahwa, gelombang
bunyi mempunyai kecepatan rambat sebesar 1.500 m/s, maka dari informasi ini
kita dapat menentukan kedalaman lautan dengan cara:
Jarak
yang ditempuh gelombang bunyi = kecepatan x waktu = 1.500 m/s x 2 s = 3000
meter
gelombang
bunyi menempuh jarak ke bawah menuju dasar laut dan kembali lagi ke kapal,
jadi:
Kedalaman
laut = jarak tempuh gelombang bunyi / 2 = 3000 meter / 2 = 1500 meter
Cara untuk
mengukur kedalaman laut
Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman
laut atau danau/waduk yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam
(dradloading) dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.
a.Teknik
Bandul Timah Hitam (dradloading)
Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang
ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali
diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur
dan itulah kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali
tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-kadang
bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga
memerlukan waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat
mengetahui jenis batuan di dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah di dasar
laut masih terdapat organisme yang bisa hidup.
b.Gema duga
atau Echo Sounder atau Echoloading
Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang
perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari
sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat
rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar laut. Setelah membentur
dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah
peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk
perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini
dianggap lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh
informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut.
Rumus untuk
mencari kedalaman laut melalui teknik gema duga adalah sebagai berikut:
di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu
Jadi misalnya diketahui waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t) ada 4 detik dan kecepatan suara dalam laut (V) = 1600 m/detik, maka kedalaman laut dapat dihitung sebagai berikut:
di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu
Jadi misalnya diketahui waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t) ada 4 detik dan kecepatan suara dalam laut (V) = 1600 m/detik, maka kedalaman laut dapat dihitung sebagai berikut:
GambarPengukuran kedalaman laut dengan Teknik Gema Duga (Tim Geografi, Yudistiro, P. 98)
Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang
mencakup potensi sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut
sampai sekarang belum secara maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi
selain minyak dan gas bumi pada sektor sumberdaya non hayati. Demikian pula
pada sektor sumberdaya hayati laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap
ikan-ikan laut dan sejenisnya membutuhkan kearifan disamping teknologi canggih
namun tidak merusak lingkungannya.Untuk menunjang eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi akustik bawah air (underwater
acoustics). Teknologi ini dikenal luas denagn sebutan teknologi akustik yang
tidak lain adalah penggunaan gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut
Sonar atau Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau
Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan penggunaan Radar
untuk pendeteksian objek di permukaanair.
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan
Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan
pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut
(bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea
Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen
Secara garis besar pengunaan akustik bawah air dalam kelautan
dan perikanan dapat dikelompokkan menjadi lima yakni untuk survey, budidaya
perairan, penelitian tingkah laku ikan, mempelajari penampilan dan selektifitas
alat-alat penangkapan ikan dan lain-lain.
Dalam survey kelautan dapat digunakan untuk menduga spesies ikan, menduga ukuran individu ikan, kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut (plankton dan ikan).
Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam penentuan/pendugaan jumlah biomass dari ikan dalam jaring/ kurungan pembesaran (penned fish/enclosure), untuk menduga ukuran individu ikan dalam jaring/kurungan dan untuk memantau tingkah laku ikan (dengan telemetering tags), khususnya aktifitas makan (feeding activity).
Sedangkan dalam penelitian tingkah laku ikan dapat digunakan untuk pergerakan/migrasi ikan (vertical dan horizontal) dan orientasi ikan (tilt angel), reaksi menghindar (avoidance) tewrhadap gerak kapal dan alat penangkapan ikan, respon terhadap rangsangan (stimuli) cahaya, suara, listrik, hydrodinamika, kimia, mekanik dan sebagainya.
Untuk kegiatan aplikasi studi penampilan dan selektifitas alat penangkapan ikan terutama dalam studi pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan sebagainya. Dalam selektifitas penangkapan (persentase ikan yang tertangkap terhadap yang terdeteksi didepan mulut trawl atau didalam lingkaran purse seine).
Kegiatan lain yang dapat dikaji dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat sifat-sifat akustik dari air laut dan obyek bawah air, pendeteksian kapal selam dan obyek-obyek lainya.
Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah untuk penentuan kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut (lumpur, pasir, kerikil, karang dan sebagainya), untuk penentuan contour dasar laut, lokasi kapal berlabuh atau pemasangan bangunan laut, untuk eksplorasi minyak dan mineral didasar laut, mempelajari proses sedimentasi dan untuk pertahanan keamanan (pendeteksian kapal-kapal selam dengan pemasangan buoy-system)
Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya non-hayati laut
a. Pengukuran
Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan
Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan
sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut
(bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea
Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar
laut (subbottom profilers).
b.
Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)
Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi
akustik bawah air, peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan
subbottom profilers dengan menggunakan prekuensi yang lebih rendah dan sinyal
impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi kedalam
lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan
sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar
laut dalam. Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang
esplorasi sumberdaya non hayati laut.
c. Pemetaan
Dasar Laut (Sea bed Mapping)
Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut,
dapat menghasilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan
teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data
dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan
rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk menunjang
penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat
digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut.
d. Pencarian
kapal-kapal karam didasar laut
Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi
side-scan sonar baik untuk untuk kapal yang sebagian terbenam di dasar laut
ataupun untuk kapal yang keseluruhannya terbenam dibawah dasar laut. Dengan
teknologi ini, lokasi kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi
akustik bawah air ini dapat menunjang eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang
Arkeologi bawah air (Underwater archeology) dengan tujuan untuk mengangkat dan
mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap bersejarah.
e. Penentuan
jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan
ditunjang dengan data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana
utama atau penunjang dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada
peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang
secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam
eksplorasi dan eksploitasi di Laut.
f. Analisa
Dampak Lingkungan di Dasar Laut
Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga
menunjang analisa dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah
setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat
dilakukan, Side-Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan
yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang
dilakukan setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang
analisa dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi.
KALIBRASI
BAR CHECK
Bar check adalah alat yag digunagkan untuk melakukan
kalibrasi alat perum gema.cara kalibrasi ini sangat membantu untuk mendapatkan
ukuran kedalaman yg benar dri akibat beberapa sumber kesalahan
skaligus,utamanya akibat tdak ketidakhomogenan medium rambat yg mengakibatkan
tidak konstannya kecepatan gelombang suara.
*bar check harus dilakukan setiap hari pada saat sebelum dan sesudah kegiatan pemeruman.
*koreksi bar
check (Kbc) diperoleh dri selisih antara fix depth(Dfx)dngan bacaan kedalaman
echosounder yang sudah terkoreksi draft tranduser formulasinya sbagai brikut:
Kbs=Dfx-(d+t)
*fix depth(Dfx) diperoleh dengan alat bantu tali yg diberi bandul atau galah/rambu ukur,dengan asumsi bahwa kedalaman ini bebas dari kesalahan.
*koreksi bar check sbelum pemeruman di beri notasi Kbc1 n koreksi bar check sesudah pemeruman diberi notasi Kbc2,maka koreksi bar check diperoleh dri nilai reratanya yaitu: Kbc=Kbc1+Kbc2/2
*pengukuran fix depth dan pengukuran echosounder untk koreksi bar chech harus dilakukan pda lokasi titik yg sama,biasanya dilakukan pada daerah dekat pantai
*kedalaman sesaat(ds)d suatu titik di rumuskan sebagai berikut ds=d’+t+Kbc
The SV Bar Check adalah biaya-rendah,akurasi tinggi tangan memegang paket yang dirancang untuk memungkinkan pemeriksaan yang cepat dari kecepatan suara di air dangkal.Sistem ini meliputi sensor kecepatan suara, 20 m data / kabel listrik, dan Smart layar Lihat dan data logger.Hal ini dapat mengukur kecepatan suara pada akurasi ± 0,05 m/s.
Kbs=Dfx-(d+t)
*fix depth(Dfx) diperoleh dengan alat bantu tali yg diberi bandul atau galah/rambu ukur,dengan asumsi bahwa kedalaman ini bebas dari kesalahan.
*koreksi bar check sbelum pemeruman di beri notasi Kbc1 n koreksi bar check sesudah pemeruman diberi notasi Kbc2,maka koreksi bar check diperoleh dri nilai reratanya yaitu: Kbc=Kbc1+Kbc2/2
*pengukuran fix depth dan pengukuran echosounder untk koreksi bar chech harus dilakukan pda lokasi titik yg sama,biasanya dilakukan pada daerah dekat pantai
*kedalaman sesaat(ds)d suatu titik di rumuskan sebagai berikut ds=d’+t+Kbc
The SV Bar Check adalah biaya-rendah,akurasi tinggi tangan memegang paket yang dirancang untuk memungkinkan pemeriksaan yang cepat dari kecepatan suara di air dangkal.Sistem ini meliputi sensor kecepatan suara, 20 m data / kabel listrik, dan Smart layar Lihat dan data logger.Hal ini dapat mengukur kecepatan suara pada akurasi ± 0,05 m/s.
The Bar Check SV Sistem sangat ideal untuk melakukan pemeriksaan bar dan survei pelabuhan dari perahu kecil. Sistem menampilkan kecepatan suara secara real-time, bisa menghitung kecepatan rata-rata suara secara real-time dan dapat menyimpan beberapa profil dalam memori.
Seluruh sistem disampaikan dalam kasus ukuran kotak peralatan. Smart Lihat Data Logger dikemas dalam kandang NEMA 4X. Pilihan termasuk sensor tekanan, berbagai panjang kabel, dan antarmuka serial untuk men-download profil ke komputer.
Beberapa kesalahan alat dapat terjadi sendiri-sendiri maupun bersamaan. Untuk mengetahui pengaruh setiap kesalahan alat terhadap hasil pengukuran kedalaman adalah sulit sekali.pengaruh kombinasi dari beberapa kesalahan alat tersebut dapat ditentukan besarnya melalui salah satu metode kalibrasi,yaitu metode “bar check”. Walaupun demikian hanya kombinasi dari beberapa alat saja yg dapat ditentukan pengaruhnya, yaitu kombinasi antara ketidaktepatan pengesetan pulsa awal, dan kesalahan pada fase pengukuran. Selebihnya harus dilakukan dengan pengaturan dan perbaikan alat kembali.
Prinsip metode bar check adalah membandingkan kedalaman satu titik yg telah ditentukan dan diketahui kedalamannya dibawah permukaan laut dengan kedalam titik tersebut dari hasil pengukuran dengan alat perum gaya yg bersangkutan. Selisih nilai kedalaman hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya tersebut adalah besarnya kesalahan alat yg merupakan kombinasi dari dua kesalahan alat.
Titik yang telah diketahui kedalamannya direpresentasikan dalam bentuk suatu benda yang terbuat dr bahan baja.pada pelaksanaanya,batang atau piringan baja tersebut digantungkan menggunakan rantai atau kawat baja,dan diletakkna tepat dibawah tranduser alat perum gema yang bersangkutan. Setelah dipasang sedemikina rupa,kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat perum gema pada saat wahana apung dalam keadaan berhenti untuk berapa harga kedalaman batang atau piringan yang telah ditentukan sebelumnya.
PENGUKURAN
KEDALAMAN TERKOREKSI
Teknik
echo sounder yang dipakai untuk mengukur kedalaman laut, bisa dibuat alat
pengukur jarak dengan ultra sonic. Pengukur jarak ini memakai rangkaian yang
samadengan Jam Digital dalam artikel yang lalu, ditambah dengan rangkaian
pemancar dan penerima Ultra Sonic.
Prinsip kerja echo sounder untuk pengukuran jarak digambarkan dalam Gambar dibawah. Pulsa Ultrasonic, yang merupakan sinyal ultrasonic dengan frekwensi lebih kurang 41 KHz sebanyak 12 periode, dikirimkan dari pemancar Ultrasonic. Ketika pulsa mengenai benda penghalang, pulsa ini dipantulkan, dan diterima kembali oleh penerima Ultrasonic.
Dengan mengukur selang waktu antara saat pulsa dikirim dan pulsa pantul diterima, jarak antara alat pengukur dan benda penghalang bisa dihitung.
Gambar
dibawah merupakan Rangkaian Jam Digital dalam artikel lalu yang direvisi untuk
keperluan ini. Titik desimal pada tampilan satuan dinyalakan dengan tahanan R8.
Setiap kali tombol Start ditekan, AT89C2051 membangkitkan pulsa ultrasonic pada
Pin P3.4 yang dipancarkan dengan rangkaian, selanjutnya lewat pin P3.5 yang
terhubung ke rangkaian penerima ultrasonic, sambil mengukur selang waktu
AT89C2051 memantau datangnya pulsa pantul. Hasil pengukuran waktu itu, dengan
sedikit perhitungan matematis ditampilkan di system penampil 7 ruas sebagai
besaran jarak, dengan satuan centimeter dan 1 angka dibelakang titik desimal.
Processor
memerlukan waktu untuk melaksanakan instruksi. Bagi AT89C2051 yang bekerja pada
frekuensi 12 MHz, instruksi NOP (baris 4 sampai 12); instruksi CPL (baris13)
dilaksanakan dalam waktu 1 mikro detik, dan 2 mikro detik untuk melaksanakan
instruksi DJNZ (baris 14). Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan instruksi-instruksi di baris 3 sampai 13 adalah 12 mikro detik.
Di baris 12, nilai Ultra_Out (= pin P3.4) dibalik, kalau semula Ultra_Out bernilai 0 setelah instruksi ini dijalankan Utltra_Out akan bernilai 1, dan sebaliknya kalau semula 1 dan berbalik menjadi 0. Di baris 13 nilai R7 dikurangi 1, selama R7 belum mencapai 0 AT89C2051 akan mengulang lagi baris 2 dan seterusnya. Di baris 1 R7 diberi nilai 24, dengan demikian baris 2 sampai 13 akan diulang sebanyak 24 kali, dan selama itu pin 3.4 akan berbalik dari 0 ke 1 dan 0 kembali sebanyak 12 kali. Dengan demikian, hasil kerja Potongan Program 1 adalah pulsa ultrasonic12 gelombang dengan frekuensi 1/24 mikrodetik =41666 Hz.
Di baris 12, nilai Ultra_Out (= pin P3.4) dibalik, kalau semula Ultra_Out bernilai 0 setelah instruksi ini dijalankan Utltra_Out akan bernilai 1, dan sebaliknya kalau semula 1 dan berbalik menjadi 0. Di baris 13 nilai R7 dikurangi 1, selama R7 belum mencapai 0 AT89C2051 akan mengulang lagi baris 2 dan seterusnya. Di baris 1 R7 diberi nilai 24, dengan demikian baris 2 sampai 13 akan diulang sebanyak 24 kali, dan selama itu pin 3.4 akan berbalik dari 0 ke 1 dan 0 kembali sebanyak 12 kali. Dengan demikian, hasil kerja Potongan Program 1 adalah pulsa ultrasonic12 gelombang dengan frekuensi 1/24 mikrodetik =41666 Hz.
SINGLE-BEAM
ECHOSOUNDER
Single-beam
echo sounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran
tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara. Sistem batimetri
dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan :
· transciever (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
· Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
· Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dlam kecepatan yang tinggi, sampai pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara berkesinambungan dari bawah kapal menghasilkan ukuran kedalamn beresolusi tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll (gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang) dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selam proses berlangsung.
Range frekuensi yang dipakai pada sistem ini menurut WHSC Sea-floor Mapping Group mengoperasikan range frekuensi dari 3.5 kHz sampai 200 kHz. Single-beam echosounders relatif mudah untuk digunakan, tetapi alat ini hanya menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada feature yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai garis traking perekaman, yang mana ada ruang sekitar 10 sampai 100 meter yang tidak terlihat oleh sistem ini.
MULTI-BEAM
ECHOSOUNDER
Multi-Beam
Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area
dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah
itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), bebrapa
pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan
sinyal sehingga diketahui sudut beam. Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman
dan penerimaan dihitung dengan algoritma pendeteksian terhadap dasar laut
tersebut. Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini dapat menentukan
kedalaman dan jarak transveral terhadap pusat area liputan.
Multi-Beam Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).
Multi-Beam Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).
BAB
3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul
udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-mundur. Tiap
saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara
bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya
mengapa Gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala gelombang seperti
interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan
gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair
atau gas) dan tidak dapat merambat dalam vakum.
Laut menutupi permukaan bumi kurang
lebih 75 %. Batas perairan laut dengan daratan disebut garis pantai (pertemuan
permukaan laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan bumi tidak merata
luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan sebesar 60 %, sedangkan pada
belahan bumi selatan yang tertutup lautan sekitar 80 %.
Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata-rata mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata-rata hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian 8.880 m.
Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata-rata mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata-rata hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian 8.880 m.
Penggunaan lain dari gelombang bunyi ini diantaranya adalah dapat
digunakan untuk menentukan kedalaman lautan atau sungai bahkan dapat juga
digunakan untuk menentukan lokasi dari kawanan ikan dilautan. Cara ini jelas
lebih mudah daripada kita harus menyelam ke dasar lautan untuk mengukur
kedalamannya. Cara ini dilakukan dengan memancarkan gelombang ultrasonik ke
dasar laut dan bunyi pantul diterima oleh reciever (penerima) yang terpasang di
kapal. Jika bunyi pantul memerlukan selang waktu lama untuk kembali ke kapal
maka ini menunjukkan bahwa lautnya cukup dalam. Jika bunyi pantul kembali ke
tempat semula dalam selang waktu cukup singkat maka dapat dipastikan lautan itu
adalah lautan dangkal.
Sonar
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan letak benda di bawah
laut dengan menggunakan metode pantulan gelombang. Pantulan gelombang oleh suatu
permukaan atau benda sehingga jenis gelombang yang lebih lemah terdeteksi tidak
lama setelah gelombang asal disebut gema. Gema merupakan bunyi yang terdengar
tidak lama setelah bunyi asli. Perlambatan antara kedua gelombang menunjukkan
jarak permukaan pemantul.
Penduga
gema (echo sounder) ialah peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman
air di bawah kapal. Kapal mengirimkan suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu
yang dibutuhkan gema untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain
kedalaman laut, metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi karang,
kapal karam, kapal selam, atau sekelompok ikan.
3.2 SARAN
1. Untuk
pembaca dapat menambah wawasan dan bias memberikan kritik membangun bagi
penulis.
2.
Untuk lembaga pendidikan diharap agar bisa menerapkan dalam pembelajaran.
3. Untuk
lembaga penelitian diharapkan bisa menghasilkan penemuan yang lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
Halo Indar Dewi..
BalasHapussalam kenal, Saya Amri dari Bogor
saya sangat tertarik dengan tulisan anda, bisakah anda mengirimkan file pdf-nya pada email saya amriuspi@gmail.com
terima kasih.
bagus
BalasHapuspengetahuan fisika yang bagus... terimakasih sangat membantu :)
BalasHapus